(comfort zone)
Rupanya itulah salah satu resep orang-orang sukses. Bagaimanapun kondisi
mereka, kekurangan mereka, kelemahan mereka, semua itu tidak menjadi sebuah
kendala. Lihatlah Julius Caesar, meski menderita epilepsy, ia berhasil
menjadi seorang jenderal dan kemudian menjadi kaisar. Lalu juga Napoleon,
walau berasal dari keluarga sederhana, juga berhasil menjadi jenderal.
Bethoven bahkan menulis beberapa lagu terbaiknya justru sesudah telinganya
tuli sama sekali. Atau Charles Dickens yang menjadi novelis Inggris terbesar
meski kakinya pincang dan lahir dari keluarga yang sangat miskin. Atau
Milton yang menggubah sajak-sajaknya yang paling indah bahkan sesudah ia
menjadi buta.
Orang-orang ini sanggup mengubah kekalahan jadi kemenangan, kekurangan jadi
prestasi. Itulah orang-orang yang yakin bahwa keunggulan, kemenangan,
keberhasilan dan kejayaan adalah fungsi garis lurus dari kemauan dan
keberanian untuk berubah. Semua memang bergantung bagaimana sikap pikiran
kita menghadapi gejolak kehidupan.
Apakah benar kita sudah berubah? Apa tanda-tandanya? Jika benar kita sudah
melakukan perubahan, biasanya kita akan mengalami situasi yang tidak nyaman.
Karena setiap perubahan pasti menuntut kita keluar dari zona kenyamanan
(comfort zone). Itulah sebabnya tidak banyak orang yang benar-benar menyukai
perubahan. Sebab untuk berubah ke arah yang lebih baik, biasanya memang
tidak gratis dan memang tidak nyaman. Ada 'harga' yang harus kita bayar!
Entah itu pengendalian sikap kita, pengorbanan waktu kita, fokus pikiran
kita, bahkan terkadang bisa jadi terimbas juga pada keluarga kita.
Berubah berarti keluar dari kebiasaan-kebiasaan lama, membentuk
kebiasaan-kebiasaan baru. Berhenti bekerja dengan cara-cara lama (yang
biasanya sudah rutinitas), lalu terpaksa belajar lagi untuk bisa bekerja
dengan cara-cara baru (tentu saja ini tidak terlalu nyaman). Akan tetapi,
siapapun yang mau melakukannya, dan bersedia untuk keluar dari zona
kenyamanannya, insyaAllah 99,9% pasti akan berhasil melaluinya. Sedang
mereka yang masih dikuasai bisikan untuk menentang perubahan, dengan tetap
mempertahankan kebiasaan-kebiasaan lama pasti akan tergilas, tertinggal, dan
gagal.
Untuk mendapatkan hasil yang berbeda, lakukanlah dengan cara yang berbeda.
Untuk mengubah nasib ya berubahlah. Kalau kita kita mau mengubah arah, kita
akan berakhir di tempat yang sama.
Memang yang paling sulit adalah mengubah sikap atau attitude kita.
Betapa tidak, selama ini kita sangat suka dan nyaman dengan sikap itu. Lalu
tiba-tiba kita harus mengubah sikap-sikap yang biasanya kita suka itu
menjadi sikap-sikap baru! Kalau selama ini kita tergolong orang yang senang
dilayani, tentu tidak mudah untuk segera berubah menjadi manusia baru: suka
melayani. Kalau kita terbiasa tidur sampai matahari terbit, tentu tidak
mudah untuk bangun shalat malam. Kalau biasanya kita begitu mudah
tersinggung bahkan naik pitam, tentu sedikit lebih sulit untuk menjadi lebih
sabar. Kalau kita takut melakukan sesuatu yang baru, tentu sulit untuk
segera memulainya, sehingga selalu saja ada ribuan alasan untuk terus
menundanya.
Berubahlah. Tinggalkan zona kenyamanan. Memang akan ada tekanan dari
berbagai arah. Ada banyak pergolakan batin. Ada banyak keluhan atas berbagai
kesulitan. Akan banyak gejolak emosi yang menghimpit. Tapi itu adalah sebuah
keniscayaan. Suatu jalan yang mau tidak mau terpaksa harus kita tempuh.
Itulah sebuah pertanda jalan yang kita tempuh memang benar. Tidak mudah
memang. Tetapi teruslah berjalan.... (nina iqbal)
Have a positive day!
Salam Inspirasi
Mohamad Yunus, CHt, CPHR, MNLP
HRD & General Services Mgr of Pharmaceutical Company
Moderator dan Inspirator - Inspirasi Indonesia
NLP Master Practitioner License of Dr. Richard Bandler
Hypnosis and Hypnotherapy Certified
7 Habits of Highly Effective People Facilitator
Life Coach & Therapist
"Kita MenCIPTAkan Realita Kita Sendiri"
silahkan berikan komentar anda